Di Tepian Pilu... (HDR)
-------------------
Dua Nelayan di Pantai Panjang, Bengkulu
A: f/10. S :1/320, ISO: 100
Alpha 230
----------------------------------
Salams,
Satu senja, di garis pantai itu, kisah kembali terukir, satu kisah nyata tentang tercabiknya kenikmatan berbuka puasa bersama keluarga di bulan Ramadhan..ya, itu memang memilukan..
Aku sempat haru biru sekaligus tepekur sesaat, sewaktu menatap dua sosok paruh baya itu, sosok-sosok yang berpeluh, lapar, dahaga, dan rasa ketakutan yang bias. Mereka sepertinya sedang bersiap kembali melaut. Kulihat, kuhampiri dan bertanya 'dimana Bapak nanti berbuka..?", "Ini kito bawo masakan istri..". Singkat, padat, jelas, sekaligus ngilu.
Benar, dalam hitungan menit, mereka siap untuk kembali memecah ombak dan berbuka puasa di temani rantang usang, dayung berlumut, dan tatapan pasrah para ikan, di tengah lautan. Bertahtakan keikhlasan dan seonggok keinginan baja pada bahu-bahu yang lecet, dan telapak tangan yang kapalan, mereka kembali dan HARUS kembali untuk mengarungi samudra pada sore itu, menyongsong matahari terbenam di ujung horison. Meninggalkan sesaat --atau mungkin selamanya-- pada tepian pantai tempat dimana anak dan istri mereka sedang berdebat keluarga di dapur sore itu, sore kemarin, dan mungkin sore esok.
Miris ketika kusadari pilu kisah ini kembali HARUS bersandar pada satu terminologi dan akhir kisah yang klasik : Demi kompor di dapur tetap mengebul agar istri dapat memasak sepiring bubur yang hampir basi, dan demi buku matematika anak mereka yang konon beraroma tubuh campuran antara matahari dan ikan pindang..
renungkan semoga cukup..
salams,
IR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar